Langsung ke konten utama

PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN

    PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MOHAMMAD BAGUS SETIAWAN

01219147

 

 

 

 

 

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NAROTAMA

2020



PENDAHULUAN

Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia,sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan inisangatlah kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial,ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahandunia, khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnyatabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah tindakan kekerasan dankejahatan.

Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius, karena saat ini kemiskinan, membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu karena masih banyaknya masyarakat yang mengalami pengangguran dalam bekerja. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan pengangguran menjadi sangat kompleks. Pengangguran yang dialami sebagian masyarakat inilah yang membuat sulitnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga angka kemiskinan selalu ada.

Persoalan kemiskinan seperti tidak akan habis dibahas setiap hari. Pasalnya, kini kemiskinan di Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di Indonesia per Maret 2018 menyentuh angka 25,95 juta orang atau sebanyak 9,82% dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 26,58 juta orang.

Peningkatan mutu di berbagai sektor sudah ditingkatkan oleh pemerintah untuk menekan angka kemiskinan. Namun, pada hakikatnya, kemiskinan susah untuk dihilangkan secara tuntas. Kemiskinan terjadi karena tidak adanya kemampuan seseorang atau beberapa orang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri atas kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.


 

DESKRIPSI TOPIK

A.                Kemiskinan

Kemiskinan pada umumnya mengacu pada keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Oleh karena itu, seseorang termasuk kategori miskin apabila tidak mampu memenuhi standar minimum kebutuhan pokoknya. Pengertian kemiskinan menurut beberapa ahli atau lembaga adalah sebagai berikut:

1)      Kemiskinan Menurut World Bank (2001)

World Bank (2001) mengartikan kemiskinan sebagai keadaan tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan USD 1,00 per hari.

2)      Kemiskinan Menurut Bappenas

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) mendefinisikan kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya.

3)      Kemiskinan menurut Friedman

Friedman (1979) mengemukakan kemiskinan adalah ketidak astian untuk memformulasikan basis kekuasaan sosial, yang meliputi : asset (tanah, perumahan, peralatan, kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang memadai), oraganisasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan bersama, jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan yanng memadai, dan informasi yang berguna.

B.                 Pengangguran

Secara umum, pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya dengan menghitung jumlah pengangguran adalah tugas badan statistik Negara yang menghimpun data pengangguran dan aspek-aspek pasar tenaga kerja lain, seperti jenis pekerjaan, jam kerja rata rata. Pengertian penggangguran menurut  beberapa ahli atau lembaga adalah sebagai berikut:

 

 

1)      Menurut Sadono Sukirno

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

2)        Menurut Payman J. Simanjuntak

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan  berusaha memperoleh pekerjaan.

3)        Menurut Menakertrans

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan  pekerjaan.

C.               Hubungan Kemiskinan dan Pengangguran

Keterkaitan antara ketenagakerjaan dan kemiskinan dalam hal ini akan didekati dengan melihat hubungan antara kemiskinan dan pengangguran. Pemilihan indikator  pengangguran didasari pada kenyataan bahwa indikator tersebut terkait langsung dengan tingkat pendapatan. Seseorang yang menganggur tentunya tidak memiliki pendapatan dari pekerjaan. Kajian hubungan antara kemiskinan dan pengangguran telah dilakukan  para peneliti. BPS (2007b), misalnya, telah melakukan kajian hubungan tersebut melalui kajian konsistensi antara data kemiskinan dan data pengangguran. Secara teoritis, tingkat kemiskinan akan bergerak mengikuti tingkat pengangguran. Dalam hal ini ketika tingkat  pengangguran mengalami kenaikan maka secara otomatis tingkat kemiskinan akan meningkat. Hubungan yang positif antara kemiskinan dan pengangguran tersebut ditemukan di beberapa negara. Di Korea, misalnya, Park (2002) menemukan hubungan yang sangat kuat antara tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran. Ketika tingkat  pengangguran naik, maka tingkat kemiskinan juga naik dan ketika tingkat pengangguran menurun maka tingkat kemiskinan juga ikut turun.

Akan tetapi perubahan antara tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan tidak selalu sejalan seperti yang ditemukan pada penelitian di negara lain. Misalnya, Bob DeFina seperti dikutip oleh Robert DeFina (2002) berdasarkan penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa kemiskinan tidak memiliki korelasi yang kuat dengan  pengangguran. DeFina lebih lanjut menyatakan bahwa keterkaitan antara pengangguran dan kemiskinan sangat dipengaruhi oleh bagaimana kemiskinan itu diukur. Penjelasan lain adalah bahwa rumah tangga miskin hampir tidak mungkin menjadi penganggur (Oshima 1990). Pernyataan Oshima tersebut dapat dipahami mengingat di negara  berkembang seperti Indonesia tidak terdapat jaminan sosial bagi penganggur, sehingga orang miskin untuk bertahan hidup mau tidak mau harus bekerja meskipun hanya  beberapa jam seminggu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesian Economy

F inal exam questions and answer for the Indonesian Economy and Development Economics Kamis 11 Juni 2020 1.The Solow model emphasizes the role of which of the following factors of production? (a) Land (b) Labor (c) Capital (d) Natural resources 2. In an exogenous growth model, growth is caused by (a) capital accumulation. (b) government policies. (c) human capital accumulation. (d) forces that are not explained by the model itself. 3. Suppose that two countries share identical levels of total factor productivity, identical labor force growth rates and identical savings rates. According to the Solow model (a) th e country with the greater initial level of output per worker will grow more rapidly than the country with the smaller initial level of output per worker. (b) the country with the smaller initial level of output per worker will grow more rapidly than th e country with the greater initial level of output per worker. (c) both countries will have the same growth rates of output p

Cool Cooperative

  Cooperatives are really cool, some people don't know how cool cooperatives are, especially young people. The youths have high enthusiasm and creativity. The need for rebranding to young people is the key so that the image of cooperatives in society is cooler for now and in the future. Indonesia needs young people who are willing to fight for populist economic values. The ideological grandchildren of Bung Hatta who are cooperative fighters are eagerly awaited for their contribution to the nation. Hatta Muda Insan who is optimistic, energetic, idealistic, understands the ideology of cooperatives and has the passion to build creative and inspirational works. In time, they will determine the color of the cooperative's shape in this country. We don't need to worry, because they are superior resources and always have the passion to produce something creative. They have great talents and always have a way of interpreting the times so that cooperatives do not have to stutter a

Basic Problems and Solution of The Cooperative

 In my opinion, the most basic problem is the lack of understanding of the management of the cooperative itself, so it must be corrected. In addition, now cooperatives are less attractive because there is an assumption that develops in the community, namely the failure of cooperatives in the past without any accountability to the community which causes community distrust about cooperative management. From here, there is a need for socialization to the community about cooperatives. With this, it is hoped that public knowledge about cooperatives will increase. People can know that cooperatives are actually a people's economy that can boost equitable prosperity. So that they are interested in joining.